Rabu, 20 November 2013

Sd.Kfz.186 "Jagdtiger"

Sd.Kfz.186. "Jagdtiger / Hunting Tiger"


Sejarah
Jerman, negara yang pernah menguasai Eropa pada saat Perang Dunia II. Negara ini sering kali dibahas dalam sejarah sebagai salah satu negara produsen peralatan militer terbaik. Salah satu dari kreasi Jerman adalah tank destroyer, tank yang di desain dengan fungsi utama sebagai penghancur tank lain. Dalam sejarahnya banyak tank destroyer milik Jerman pada periode pertengahan hingga akhir Perang Dunia II mendapatkan reputasi yang menakutkan karena selain rata-rata dibekali armor yang tebal, tank destroyer dibekali dengan meriam-meriam kaliber besar, mulai dari seri StuG III, Jagdpanzer, Jagdpanther hingga Jagdtiger. Diluar itu Jerman juga sering membuat tank destroyer dengan konsep armor ringan namun dibekali senjata anti tank yang ampuh seperti Hetzer, Nashorn dan Marder.





Jagdtiger yang bila diartikan ke dalam bahasa Inggris berarti Hunting Tiger, adalah nama salah satu tank destroyer milik Jerman yang ada periode Perang Dunia II. Nama resmi dari tank destroyer ini adalah Panzerjäger Tiger Ausf. B. Sedangkan nama menurut daftar inventaris kendaraan perang adalah Sd.Kfz.186. Jagdtiger tercatat sebagai tank terberat yang pernah digunakan pada Perang Dunia II. Hanya puluhan yang sempat di produksi dan turun ke medan tempur antara tahun 1944 hingga berakhirnya perang, baik di Front Timur maupun Front Barat.

Dengan kesuksesan StuG III, Marder I, Marder II dan Marder III dalam perannya sebagai tank destroyer, para pimpinan militer AD Jerman memutuskan untuk membuat tank destroyer baru dengan menggunakan chassis dari kendaraan lapis baja yang sudah ada sebagai basisnya. Kebanyakan dari tank destroyer milik Jerman tidak dilengkapi dengan turret (kubah meriam yang dapat berputar), melainkan dengan menggunakan kubah permanen yang menyatu dengan chassis. Keuntungan dari desain ini dibandingkan tank biasa adalah biaya produksi lebih kecil, karena komponen yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan membuat tank dengan turret. Desain ini juga membuat tank destroyer dapat dipasangi meriam berkaliber besar.





Pada awal tahun 1942, Staff Jendral Angkatan Darat mengajukan permintaan pada pabrikan kendaraan perang Jerman untuk membuat sebuah artileri gerak sendiri dengan menggunakan meriam kaliber 128mm. Pada tanggal 18 Mei 1942 Adolf Hitler memerintahkan agar meriam 128mm itu digunakan untuk fungsi utama penghancur tank, bukan pendukung infanteri. Pada percobaan penembakan meriam 128mm, meriam ini menunjukkan persentase tinggi dalam mengenai sasaran, tes ini juga mengikutsertakan meriam dengan kaliber lebih kecil seperti 88mm dan 105mm.

Pada awal tahun 1943 sebuah keputusan diambil untuk memasang meriam 128mm ke chassis Panther atau Tiger I untuk digunakan sebagai tank serang berat. Setelah membuat tank prototype kubah statis berbahan kayu untuk percobaan, chassis Panther ternyata tidak cocok untuk meriam ini. Pada tanggal 20 Oktober 1943, sebuah tank percobaan dengan kubah statis berbahan kayu lainnya dibuat menggunakan chassis Tiger II dan diperlihatkan pada Hitler di Russia Timur. Dua prototype dibuat : sebuah versi dengan sistem suspensi Porsche (nomor 305001) yang menggunakan delapan roda pada tiap sisinya dan sebuah versi dengan sistem suspensi Henschel (nomor 305002) yang menggunakan sembilan roda pada tiap sisinya seperti yang digunakan di versi produksi masal Tiger II. Keduanya selesai pada bulan Februari 1944. Awalnya akan diberi nama Jagdpanzer, namun kemudian dinamai Jagdtiger. Jagdtiger diberi nomor inventaris perang Sd.Kfz.186.



Jagdtiger sendiri merupakan versi logis pengembangan desain Jagdpanzer, seperti Jagdpanther yang berasal dari tank Panther. Jagdtiger menggunakan sebuah struktur kubah permanen menyerupai kotak, dimana sisi kanan kiri dari struktur ini menyatu dengan chassis yang berasal dari chassis Tiger II yang diperpanjang. Kombinasi desain baru dan chassis Tiger II yang diperpanjang menghasilkan sebuah tank dengan lapisan armor yang tebal dan meriam PaK 44 L/55 berkaliber 128mm. Armor Jagdtiger berupa lapisan baja setebal 250 mm dibagian depan kubah permanen dan lapisan baja setebal 150 mm di bagian lambung atas chassis depan. Meriam PaK 44 L/55 ini dapat menghancurkan semua jenis tank yang ada pada periode Perang Dunia II, bahkan dari jarak yang sangat jauh (3,5 km). Meriam ini memiliki keterbatasan sudut tembak yang hanya 10 derajat, sehingga untuk membidik musuh di luar jangkauan, seluruh tubuh tank harus bergerak memutar.

Jagdtiger sering mengalami berbagai masalah mekanis dan teknis karena beratnya yang mencapai 71,7 ton dan memiliki mesin yang kurang bertenaga. Jagdtiger sering kali rusak hanya karena bergerak dalam periode waktu tertentu, bahkan lebih banyak Jagdtiger yang hilang dalam pertempuran bukan karena dihancurkan musuh tetapi karena kerusakan mekanis dan kekurangan bahan bakar, sehingga kerap kali terpaksa ditinggalkan atau dihancurkan sendiri oleh awaknya. Menarik Jagdtiger adalah suatu hal yang hampir mustahil dilakukan, saat itu tak ada kendaraan militer yang sanggup menarik tank sekelas Jagdtiger.




Sistem suspensi Henschel (merah) dan sistem suspensi Porsche (Kuning)

Awalnya Jagdtiger akan diproduksi mulai bulan Desember 1943, akan tetapi saat itu karena produksi Panther lebih diutamakan sehingga produksi Jagdtiger berjalan lambat. Baru pada bulan Januari 1945 produksi Jagdtiger di prioritaskan, akan tetapi kondisi Jerman saat itu sudah demikian buruk, dimana pesawat pembom sekutu sering kali menyerang pabrik-pabrik Jerman. 150 unit Jagdtiger dipesan, tapi hanya setengahnya yang berhasil diproduksi antara bulan Juli 1944 sampai Mei 1945. Kedua versi Jagdtiger sempat diproduksi, 11 unit (nomor 305001-305003) diproduksi dengan sistem suspensi Porcshe (8 roda), sementara sisanya menggunakan sistem suspensi Henschel (9 roda). 




Jumlah produksi Jagdtiger bervariasi tergantung sumber data dan faktor lain seperti apakah prototype dan semua yang dibuat setelah hari VE dihitung. 44 unit tercatat diproduksi dari bulan Juli 1944 hingga Desember 1944, 36 unit dari Januari 1945 hingga April 1945, dengan nomor seri dari 305001 hingga 305088 (termasuk unit contoh dari bulan Mei 1945 dan unit prototype produksi dan semua sasis yang belum selesai dibuat). Kabar yang beredar dari beberapa sumber bahwa Jagdtiger tidak lagi di produksi setelah bulan Februari 1945. Beberapa unit produksi terakhir bahkan kekurangan perlengkapan dan tidak bisa digunakan atau tidak bisa diikut sertakan dalam kesatuan yang ada.




Kronologis jumlah produksi berdasarkan nomor seri:
1944
Februari : 2 unit (305001–305002)
Juli : 3 buah (305003–305005)
Agustus : 3 buah (305006–305008)
September : 8 buah (305009–305016)
October : 9 buah (305017–305025)
November : 6 buah (305026–305031)
Desember : 20 buah (305032–305051)
1945
Januari : 10 buah (305052–305061)
Februari : 13 buah (305062–305074)
Maret : 3 buah (305075–305077)
April : 7 buah (305078–305084)
Mei : 4 buah (305085–305088)

Setelah nomor seri 305011 (September 1944), tak lagi ada pengaplikasian lapisan anti-magnet Zimmerit oleh pabrikan.




Hanya dua batalion anti-tank berat (schwere Panzerjäger-Abteilung), nomor 512 dan 653, yang dilengkapi dengan Jagdtiger, dengan pengiriman unit pertama ke batalion pada bulan September 1944. Sekitar 20% dari semua Jagdtiger hilang dalam pertempuran, kebanyakan dihancurkan oleh awaknya sendiri ketika ditinggalkan, karena masalah mekanis ataupun kekurangan bahan bakar menjelang akhir perang. Sisanya yang direbut Sekutu kemudian dijadikan tank percobaan dan sebagian dihancurkan.




Meriam PaK 44 L/55 menggunakan amunisi yang terbagi menjadi dua bagian, yang berarti diperlukan dua loader untuk memasukkan proyektil dan case pendorong proyektil secara terpisah. Akibatnya kecepatan untuk kondisi siap tembak Jagdtiger lambat karena proses memasukkan peroyektil dan case pendorong ke dalam breech dilakukan terpisah. Asap mesiu dari hasil penembakan begitu banyak sehingga terkadang musuh dapat mengetahui posisi Jagdtiger, ditambah lagi asap yang timbul membuat pandangan awak Jagdtiger tertutup.



Ace tank Tiger, Otto Carius menjadi komandan kompi kedua dari tiga kompi Jagdtiger di Panzerjagerabteilung 512. Dalam bukunya, Tiger in the Mud, menceritakan sejarah langka tentang sepuluh Jagdtiger yang ada di bawah komandonya. Dia menyatakan bahwa Jagdtiger tidak dapat mengeluarkan potensi maksimalnya karena beberapa faktor : Salah satunya adalah supremasi udara yang saat itu dikuasai Sekutu membuat mereka sulit bergerak, pesawat-pesawat serang darat Sekutu sering terbang di langit dan siap menyerang tank-tank Jerman yang terlihat. Faktor lainnya adalah meriam raksasa Jagdtiger yang harus dikalibrasi ulang akibat getaran setelah melakukan perjalanan lintas alam, walaupun hanya dalam jarak pendek (Catatan : Masalah ini lebih sering terlihat pada Jagdtiger dengan sistem suspensi Porsche yang terbukti tidak cocok melintasi medan alam, akibat getaran yang terjadi membuat kalibrasi meriam tidak akurat. Untuk Jagdtiger dengan sistem suspensi Henschel, masalah ini jarang terjadi karena sistem suspensi Henschel lebih modern.). Lalu masalah kecepatan, Jagdtiger menggunakan mesin yang terlalu lemah sehingga hanya bisa memacu Jagdtiger 34km/jam di jalan raya. Transmisi dan bagian mesin lainnya sering mengalami kerusakan karena sering kali Jagdtiger yang beratnya 72 ton saat menemukan sasaran, harus memutar seluruh badannya untuk mengarahkan larasnya. Meriam raksasa Jagdtiger harus selalu dikunci pada posisinya agar braket tidak aus dan mempengaruhi akurasi tembakan, jika bertemu tank musuh secara tiba-tiba, para awaknya terpaksa keluar dari Jagdtiger untuk melepaskan kuncian meriam sebelum menembak.



Kurangnya latihan para awak dan semangat yang rendah adalah masalah terbesar para awak Jagdtiger di bawah komando Carius. Saat pasukan Sekutu mulai masuk ke wilayah Jerman, pasukan Jerman di beberapa daerah masih bertahan dengan gigih dan membentuk daerah kantong atau daerah-daerah kecil yang masih dikuasai Jerman. Di kantong Ruhr, dua komandan Jagdtiger tidak berani menyerang konvoi kendaraan Amerika yang jaraknya hanya 1,5km pada siang hari karena takut serangan udara, walaupun kedua Jagdtiger dikamuflase dengan baik. Kedua Jagdtiger itu justru mengalami kerusakan mekanis ketika mencoba mengundurkan diri karena takut serangan udara yang tak pernah terjadi, salah satunya dihancurkan awaknya agar tak jatuh ke tangan Sekutu. Untuk mencegah terulangnya kejadian ini, Carius membuat posisi bertahan di dataran tinggi sambil menunggu datangnya musuh. Satu konvoi kendaraan lapis baja Amerika berhasil menghindari penyergapan karena penduduk sipil Jerman memberi peringatan kepada mereka. Nasib malang masih menimpa kompi ini, pada malam hari salah satu Jagdtiger jatuh ke sebuah lubang bekas ledakan bom dan tidak bisa digerakkan. Sebuah lagi hancur akibat tembakan Panzerfaust yang dilepaskan oleh Volkssturm yang tak pernah melihat Jagdtiger sebelumnya, para Volkssturm mengira Jagdtiger adalah salah satu tank Sekutu.





Di dekat Unna, sebuah Jagdtiger menanjak ke bukit untuk menyerang lima tank Amerika yang ada 600 meter di bawah, aksi itu diketahui oleh tank-tank Amerika, dua tank mundur sementara tiga tank lainnya mulai menembaki Jagdtiger. Jagdtiger terkena beberapa tembakan telak, akan tetapi peluru meriam tank Sherman tak dapat menembus armor depan Jagdtiger yang tebalnya 250mm. Sayangnya komandan Jerman yang kurang berpengalaman ini kehilangan keberaniannya dan lebih memilih mundur dari pertempuran, secara ceroboh memutar balik Jagdtiger bukannya menggunakan gigi mundur. Akibatnya sisi samping Jagdtiger yang ketebalan armornya lebih tipis tertebus peluru meriam tank Sekutu, keenam awaknya tewas seketika. Carius menuliskan bahwa sia-sia keberadaan Jagdtiger kalau awak tank tidak terlatih atau tidak berpengalaman untuk selalu ingat menghadapkan lapisan armor terkuat ke lawan.


Ketika sudah merasa tak mampu untuk lolos dari kantong Ruhr, Otto Carius memerintahkan meriam-meriam Jagdtiger yang tersisa untuk dihancurkan dan kemudian mereka menyerah ke militer Amerika. Dari sepuluh Jagdtiger dari 2nd Company, Panzerjagerabteilung 512, satu Jagdtiger yang hancur di pertempuran, sebuah lagi hancur karena salah tembak dari pihak Jerman sendiri, delapan lainnya rusak atau dihancurkan sendiri oleh para awaknya agar tak bisa digunakan musuh.




Pada tanggal 17 Januari 1945, dua Jagdtiger dari Korps XIV dikirim untuk menyerang garis pertahanan di Auenheim untuk mendukung infanteri Jerman yang bertempur disana. Tanggal 18 Januari mereka menyerang empat buat bunker dari jarak 1.000 meter. Sebuah kubah baja dari salah satu bunker terbakar setelah terkena dua tembakan Jagdtiger. Sebuah Sherman muncul lalu menyerang posisi Jerman namun berhasil dihancurkan dengan mudah. Pertempuran hari itu menghabiskan 46 peluru tipe HE dan 10 peluru anti-tank, tak ada Jagdtiger yang hancur dalam serangan itu.

Di bulan April, schwere Panzerjagerabteilung 512 mengalami pertempuran yang hebat. Terutama pada tanggal 9 April dimana kompi pertama dari posisi yang tersembunyi menyergap konvoi Sekutu yang terdiri dari barisan tank Sherman dan truk-truk. Akibat serangan itu 11 tank dan 30 kendaraan lainnya berhasil dihancurkan, dengan beberapa tank musuh di hancurkan dari jarak lebih dari 4 km. Kompi ini hanya kehilangan sebuah Jagdtiger karena serangan dari pesawat-pesawat serang darat Sekutu, P-47. Beberapa hari selanjutnya kompi pertama berhasil menghancurkan lima tank Sherman sebelum akhirnya menyerah di Iserlohn. Sementara kompi ke dua masih bertempur namun dengan hasil minim. Pada 15 April 1945 kompi kedua akhirnya menyerah di Schillerplatz di Iserlohn tanpa perlawanan kepada Sekutu.





Dari 88 Jagdtiger, hanya tiga buah yang berhasil selamat sampai akhir peperangan dan masih tersimpan di museum. 
-Jagdtiger dengan nomor seri 305004
Bovington Tank Museum, Inggris. Satu-satunya Jagdtiger varian suspensi Porsche yang tersisa dari sebelas unit yang ada. Direbut oleh tentara Inggris pada bulan April 1945 di dekat Sennelager, Jerman. Jagdpanther ini digunakan untuk percobaan. Roda ketiga di sisi kiri hilang. Zimmerit diaplikasikan hingga ketinggian 2 meter dan lambang Balkenkreuz di cat di bagian tengah badan. Cincin sproket dengan 18 gigi ditemukan di kendaraan ini.
-Jagdtiger dengan nomor seri 305020
United States Army Ordnance Museum di Aberdeen, Maryland, Amerika Serikat. Jagdtiger yang diproduksi bulan Oktober 1944 yang merupakan bagian dari schwere Panzerjägerabteilung 653 dan memiliki nomor 331. Kendaraan ini direbut dekat Neustadt an der Weinstraße, Jerman pada bulan Maret 1945. Kerusakan masih bisa terlihat di mantlet meriam, plat glasic dan armor bawah mantlet. Kendaraan ini menggunakan cincin sproket dengan 9 gigi, agar bisa menggunakan rantai kotak dan connector link yang dipakai Tiger II.
-Jagdtiger dengan nomor seri 305083
Kubinka Tank Museum, dekat Moskow. Jagdtiger ini merupakan varian Henschel. Diperoleh Soviet ketika sebuah Kampfgruppe dari schwere Panzerjägerabteilung 653 yang dilengkapi dengan 4 Jagdtiger menyerah di Amstetten, Austria pada 5 Mei 1945. Jagdtiger ini diperoleh dengan kondisi utuh dan lengkap dengan side skirts dan cincin sproket 9 gigi. 12 buah kaitan yang di las di dinding tank digunakan untuk membawa 8 pasang rantai tank. Kendaraan ini tidak dilapisi Zimmerit. Seluruh peralatannya hilang tetapi MG-42 masih terpasang pada dudukan atas mesin belakang untuk keperluan anti pesawat.

Disamping dari 11 unit kendaraan suspensi Porsche, varian lain yang dikembangkan adalah Sd.Kfz.185. Perbedaannya pada meriam yang digunakan, yakni PaK 43 kaliber 88 mm dibanding PaK 44 kaliber 12,8cm. Ini diakibatkan oleh kekurangan meriam PaK 44 pada menjelang akhir Perang Dunia II. Varian ini tak pernah masuk operasional.

Sebuah Jagdtiger terlihat di film Inggris, They Were Not Divided. Berbeda dengan film Perang Dunia II lain yang kebanyakan menggunakan kendaraan lapis baja tiruan untuk sisi Jerman, film tentang Perang Dunia II milik Inggris ini banyak menggunakan kendaraan lapis baja Jerman asli yang direbut Sekutu.  



Spesifikasi
Type
Heavy Tank Destroyer.

Negara asal
Nazi Germany.

Pabrik & perakitan
Nibelungenwerk.
(Steyr-Daimler-Puch).

Tahun Operasional
1944-1945.

Operator
Nazi Germany.

Periode
World War II.

Berat
-70.600kg (Henschel).
-68.800kg (Porsche).

Panjang
10,65 m.

Lebar
3,6 m.

Tinggi
2,8 m.

Awak
6.

Armor
Kubah statis permanen bagian depan : 250 mm.
Lambung depan bagian atas : 150 mm.
Lambung depan bagian bawah : 100 mm.
Sisi samping : 80 mm.
Sisi belakang : 80 mm.

Senjata utama
128mm Pak 44(80) L/55.

Senjata sekunder
1 x MG34 – di lambung sasis.
1 x MG42 – diatas dek mesin.

Mesin
Maybach HL 230 P 30 / 12-cylinder / 700hp.

Power/weight
12.8 hp/ton.

Suspensi
Dual torsion bar.

Jarak tempuh maksimal
Jalan raya : 120-170km.
Lintas alam : 80-121km.

Kecepatan
Jalan raya : 38km/jam.
Lintas alam : 17km/jam.


Trivia
-Meriam Jagdtiger dapat menghancurkan semua jenis tank Sekutu yang ada pada Perang Dunia II. Meriam ini juga yang nantinya akan digunakan di tank raksasa Jerman, Maus.

-Awak Jagdtiger lebih takut terhadap pesawat serang darat Sekutu daripada tank Sekutu. Ukuran tank yang besar dan tinggi serta lambatnya tank membuat para awaknya lebih nyaman berada dalam posisi stasis dengan kamuflase dibanding bergerak mencari sasaran.

-Jagdtiger memakai mesin yang sama dengan Jagdpanther, padahal berat Jagdpanther hanya 45,5 ton sedangkan Jagdtiger 70 ton lebih.

-Walaupun Jerman cepat mengembangkan tank baru, akan tetapi dalam hal perkembangan mesin penggerak ternyata Jerman tak sanggup mengimbangi. Akibatnya bisa terlihat tank-tank berat Jerman hanya digerakkan oleh mesin yang bertenaga kecil sehingga mobilitasnya lambat dan sering rusak akibat kelebihan beban.

-Jagdtiger juga termasuk boros bahan bakar, untuk setiap 1 km memerlukan 5 liter bahan bakar. Jerman sesungguhnya telah lama mengalami kesulitan memperoleh bahan bakar sejak kehilangan daerah kaya minyak Ploiesti.

-Jagdtiger diawaki 6 orang. Pengemudi, operator radio/gunner MG sasis, komandan, gunner meriam utama dan dua orang loader.

-Pada bulan November 1944, Jagdtiger pernah diusulkan untuk dipasangi meriam PaK 44 L/66 yang lebih kuat. Rencananya bagian kubah statis akan diperpanjang hingga ke atas dek mesin agar terdapat ruangan cukup untuk recoil meriam setelah ditembakkan.

-Porsche kerap kali gagal menawarkan konsepnya ke militer karena desainnya dianggap inferior. Tidak hanya kalahnya konsep suspensi Porsche di Jagdtiger, Porsche juga kalah saat membuat suspensi untuk Tiger I.

-Pada musim panas 1945, Amerika mencoba sebuah Jagdtiger yang direbut dari Jerman. Dari jarak 2,1km ternyata peluru Jagdtiger dapat dengan mudah menembus armor depan M26 Pershing, tank terkuat Amerika saat Perang Dunia II. M26 Pershing awalnya di desain Amerika pada saat Perang Dunia II untuk menghadapi tank-tank berat Jerman seperti Tiger I.

-Volkssturm tak lain para wajib militer maupun sukarelawan sipil yang bertugas membantu prajurit reguler Jerman pada akhir-akhir perang, dibentuk karena prajurit reguler Jerman tidak mencukupi untuk berperang dua Front di akhir-akhir menjelang Perang Dunia II. Volkssturm kebanyakan hanya mendapatkan pelatihan dasar dan minim pengalaman perang, sehingga terkadang harus di tuntun oleh prajurit reguler dalam beroperasi di lapangan. Tak seperti prajurit reguler, para Volkssturm tak begitu mengenal kendaraan maupun tank-tank Jerman.

-Jagdtiger memiliki hatch atau pintu kecil di belakang kubah statisnya, hatch ini biasa digunakan untuk mengisi ulang stok peluru di dalam Jagdtiger. Dalam kondisi darurat bisa dipakai untuk melarikan diri.

-Jagdpanther lebih disukai para awak tank Jerman yang beruntung. Dibandingkan Jagdtiger, Jagdpanther lebih kecil karena menggunakan sasis Panther, tapi kecepatan dan mobilitasnya jauh mengungguli Jagdtiger, meriam kaliber 88 mm nya juga masih sanggup menghancurkan tank-tank Sekutu. Hanya dalam dua hal Jagdtiger unggul yakni armor yang lebih tebal dan meriam yang lebih besar.

-Dari pabrikan Jagdtiger diberi warna kuning tua, penerapan kamuflase tergantung kebutuhan oleh awak di lapangan. Pada menjelang saat-saat terakhir kabarnya beberapa Jagdtiger tidak sempat dicat sehingga terlihat berwarna dasar merah baja

Rabu, 13 November 2013

10 MBT ( Tank) terkuat

Sebenarnya cukup ironis, sementara kebanyakan orang di dunia mendambakan perdamaian, tapi negara-negara "super power" di dunia tiada henti-hentinya untuk menciptakan senjata kuat dan dekstruktif seperti pesawat tempur, nuklir, tank dan lain sebagainya. Btw, termasuk blog ini juga ironis :)
Inilah 10 Main Battle Tank (Tank Tempur Utama) dari seluruh dunia yang paling canggih, superior dan tercepat.